Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Salam Akhir Tahun

December 31, 2024 15:11
Ilustrasi: Meta Artificial Intelligence/ Chania Ditarora
Ilustrasi: Meta Artificial Intelligence/ Chania Ditarora

Chania Ditarora

MENTARI tersaput awan kelabu. Mengintip malu sembari memberi kabar bahwa hari, bulan, segera berganti dengan hari yang baru. Semilir angin berembus mengusap dedaunan dengan belai paling sepoi. Sembari bertanya; apa esok kita masih bisa menatap langit yang sama? Entah… Hanya waktu yang kan menjawab. Satu hal pasti, kita semua sedang menunggu.

Detak waktu bergulir seiring lika-liku kita dalam lanskap kehidupan. Melodrama yang kita lakoni di pentas dunia sarat konflik antagonis dan protagonis. Kita sering lena dengan gemerlapnya membuat kita abai terhadap Sang Sutradara. Keluar dari alur yang telah ditetapkan-Nya.

Kaleidoskop kehidupan kita setahun terakhir berupa bintik-bintik. Sukma terasa membuncah manakala bintik manjadi noktah berjebah. Akan tetapi kita pun tiada henti mengiba kiranya bintik itu tersamar dengan amal kebaikan yang kita tebar.

Begitu banyak kenang tergenang. Suka berupa cita atau duka menestapa. Mewarnai hari-hari kita. Silih berganti bak pasang surutnya air laut. Deburnya terkadang mengempas koral hidup kita.

Kini tiada sadar kita telah berada pada lembar terkahir. Menata ulang pola pikir. Saling mengingatkan pentingnya sebuah zikir. Untuk melebur hati yang suka kikir. Agar nantinya kita tidak termasuk dalam insan fakir.

Jam berdenting seiring matahari siap berbaring. Kita masih berkutat dengan perilaku miring. Meski bala bencana beberapa.tahun ini berteriak nyaring. Kita bergeming tidak mau mengambil pelajaran penting. Bukankah dunia kita saat ini sedang genting?

Kita jua mengelus dada. Menatap energi kita terbuang percuma. Perdebatan dengan sesama berujung saling hina. Kita tidak tegur sapa hanya pandangan dan pilihan berbeda. Muruah kita tercerabut dari akarnya. Kita lupa semua itu hanyalah bunga-bunga dunia. Jikalau beda tak membuat kita bisa bersama. Untuk apa Tuhan membuat kita beraneka rupa.

Untuk itu menutup catatan ini, mari kita bergandengan tangan. Saling memaafkan satu sama lain dengan paling tulusnya pemaafan. Barangkali selama ini, interaksi dunia nyata dan dunia maya ada perilaku yang kurang berkenan. Secara lisan dan tulisan kita sampaikan kepada semua keluarga, sahabat, dan handaitolan bahwa doa paling lirih adalah keselamatan di dunia mau pun dari siksa akhir zaman.

Mari sahabat semua kita bermuhasabah diri. Sejauh mana setahun berlalu kita memberi arti. Mengevaluasi ekspektasi yang belum tercapai. Menyusun resolusi agar amal bakti pada Ilahi pada tahun-tahun mendatang kian bertunas dan bersemi.

Seiring bulan Rajab yang menanti kita. Momentum refleksi menyeluruh. Menyelami diri sendiri agar kita tak serampangan menghakimi sesama yang kita lihat cela di permukaannya. Bisa jadi kebaikannya meraya dibanding cela.

Karena itu, alfakir dan kita patut bersedih bila setahun berlalu, kita masih dikubangan dosa. Berharap hari dan tahun mendatang kita berkebun di ladang-ladang kebaikan agar nantinya bisa berbuah pahala.
Wallahu’alam

Lombok Tengah, 311224

#Literasi
#CatatanAkhirTahun
#Muhasabah