HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Selamat Jalan, Yani Suryani Sayang

April 8, 2025 12:26
IMG-20250408-WA0031

Pipiet Senja

HATIPENA.COM – Innalilahi Wa Inna ilaihi rojiun….Tadi siang, 7 Apŕil 2025, di komentar tulisanku; Mendadak Terkenang Vita, berita dukacita.
Bahwa Yani telah meninggal.

Kuselidik di grup Thallasemia Indonesia, menanyakan kebenaran berita tersebut.

Tak ada yang jawab, sampai malam ini ada yang mengabarkan kepergian Yani di grup Popti Depok.

Yani seangkatan dengan Vita, Intan, Adhe, Mamay dan putri ketua Popti pertama.

Semua angkatan ini satu per satu telah mendahuluiku. Sesungguhnya mereka beda generasi denganku.
Umurku 40 an saat pertama kenal mereka. Sedangkan mereka para remaja, pada tahun 1998.

Namun, karena merasa akrab kami sudah seperti keluarga saja. Mereka memanggilku Teteh atau Mak.

Sejak Vita tiada, Yanilah yang suka mengurus dokumen berobat, laborat dan urusan admin.

Meskipun transfusiku bukan di Poliklinik Thallasemia untuk anak. Tapi di lantai 2 Poliklinik Haematologi. Mereka banyak membantuku, terutama urusan desferal.

Saat itu desferal diinjeksikan dengan alat yang ditempel di perut. Alatnya pinjam dari Popti, karena mahal, 3 jutaan.

Aku termasuk serba telat penanganannya, baru mulai 2006-an mendapatkan desferal: penghancur ferritin. Limpaku telanjur sudah membesar. Berujung harus diangkat sekaligus dengan kandung empedu, 2009.

“Yani sayang, mau gak kalau kucomblangin?” kataku suatu kali.
“Haaah? Mak ada-ada saja,” sahutnya di tengah kesibukan sebagai Admin.

Hingga aku pindah ke RS Polri, 2012, Yani mengelak terus. Menjawab tawaranku dengan tertawa sumringah.

Demikianlah sekilas persahabatanku dengan Yani. Kini kukenang dirimu, keramahan dan senyum manismu.

Aku mendoakanmu, semoga husnul khotimah dan kita
bisa jumpa kembali di alam kelanggengan. Aku bersaksi engkau orang baik. Semesta doa untukmu, Yani sayang.
Al Fatihah.

Kutulis catatan cinta ini dinihari, pasca kubaca hasil USG. Bahwa ada 4 kista di ginjalku. Entah hendak diapakan pula oleh dokterku. (*)

Depok, 8 April 2025