Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Takjil di Jalanan Sunyi

March 6, 2025 10:57
IMG-20250306-WA0048

Oleh Gunawan Trihantoro
Sekretaris Komunitas Puisi Esai Jawa Tengah

Refleksi Spiritual dan Sosial di Bulan Ramadhan (6)

HATIPENA.COM – Di sudut kota yang sepi,
seorang lelaki berjalan perlahan,
membawa kantong plastik berisi harapan,
di dalamnya, ada kurma, ada air, ada cinta.

Ia bukan orang kaya, bukan pula pejabat,
namun tangannya selalu memberi,
menyisihkan rezeki dari dagangan kecilnya,
untuk mereka yang tak sempat pulang.

Di perempatan lampu merah,
seorang pengemudi ojek menatap jam,
tahu bahwa azan akan segera berkumandang,
tapi ia masih harus mengejar penumpang.

Lelaki itu mendekat, mengulurkan sebungkus nasi,
“Berbukalah, Bang,” katanya lembut,
senyum tersungging dari balik helm,
sebuah terima kasih tanpa kata.

Di depan toko yang mulai tutup,
seorang ibu dengan anak kecil duduk,
tak ada makanan di tangannya,
hanya doa yang mereka genggam erat.

Lelaki itu menunduk,
menyodorkan sebotol susu dan roti,
“Makanlah, Nak, selamat berbuka,”
mata sang ibu berkaca-kaca, suaranya hilang dalam haru.

Setiap hari, ia berjalan di jalanan sunyi,
mencari wajah-wajah yang menahan lapar,
membagi sedikit dari yang ia punya,
karena baginya, bahagia itu sederhana.

Dan ketika langit mulai gelap,
ia pulang dengan langkah ringan,
bukan karena lelah, bukan karena lapar,
tapi karena hatinya penuh dengan berkah.(*)

Rumah Kayu Cepu, 6 Maret 2025.