HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Tiga Karung Salak Cinta Menembus Savoy Homan

September 7, 2025 08:58
IMG-20250907-WA0007

Oleh: Nurul Jannah

Jejak Panjang Cinta

HATIPENA.COM – Kadang cinta tak perlu diucapkan dengan kata, ia hadir dalam wujud sederhana yang menempuh perjalanan panjang. Tiga karung salak segar dari Magelang bukan buah biasa: ia menjelma simbol cinta, keteguhan, dan pengorbanan. Dari tanah subur Magelang, ia menembus malam panjang di atas bus, hingga akhirnya berlabuh di gedung legendaris Savoy Homan, Bandung, tempat berlangsungnya Milad 3 Komunitas pada 30 Agustus 2025.

Bayangkan malam yang sunyi. Bus malam melaju di jalan panjang, lampu-lampu jalan membias di kaca, membentuk garis cahaya. Di bagasi bawah, tiga karung salak Magelang berbaring tenang, seakan ikut berzikir dalam perjalanan panjangnya.

Sementara itu, sang pemilik salak, Ibu Iswanti, menempuh kereta malam dari Jogja. Sehari setelah keberangkatan salak, ia tiba di Bandung pukul tiga dini hari. Tubuhnya tentu saja lelah, namun hatinya nampak dipenuhi cinta. Dari kediaman Teh Indari, ia menyatukan niat dan langkah demi menyemarakkan acara bersejarah itu.

Pagi harinya, Bandung menyambut dengan cahaya lembut. Di halaman Savoy Homan, salak tersusun rapi dalam goodie bag. Aroma segarnya menyatu dengan senyum sahabat yang menerimanya, seakan berbisik: “Aku telah menempuh malam panjang. Kini tugasku hanya satu: menyebarkan manis cinta di antara kalian.”

Jejak dari Bidakara

Sebelum menembus Savoy Homan, salak ini telah lebih dulu menorehkan sejarah di Milad 1 NJD di Bidakara, Jakarta. Saat itu, senyum-senyum tulus bermekaran ketika salak dibagi dalam goodie bag. Kini, untuk kedua kalinya, ia kembali hadir: kali ini di Bandung, di jantung perayaan penuh makna.

“Tentu ini bukan hal main-main. Bagaimana mungkin tiga karung penuh salak bisa hadir tepat waktu, kalau bukan karena cinta yang menggerakkan?”

“Bu, kenapa harus salak dari Magelang? Apa tidak repot? Di Bandung banyak juga buah segar,” tanya Bu Canting, sang Bendahara Milad, dengan nada sedikit heran lewat pesan WhatsApp.

“Kalau hanya soal buah, bisa dibeli di mana saja. Tapi salak ini membawa doa, membawa tanah kelahiran. Saya ingin semua sahabat merasakan manisnya cinta yang saya bawa dari jauh.”

Kata-kata sederhana itu menyusup perlahan, menghunjam hingga ke relung hati.

Perjalanan Sang Salak

Sesampainya di Bandung, tim Teh Indari menjemput tiga karung salak langsung dari bus malam. Saat karung dibuka, aroma segar menyeruak, seolah merayakan kemenangan atas perjalanan panjang. Buah-buah itu kemudian dibagi dalam goodie bag, menyatu dengan manisnya Milad 3 Komunitas di Savoy Homan.

Di balik setiap buah salak, tersimpan kisah perjalanan: dari tangan petani Magelang, pengemas yang telaten, sopir bus malam yang setia, hingga akhirnya tiba di tangan para sahabat. Semuanya tersambung dalam satu aliran cinta yang sama.

Refleksi Cinta

Di tengah riuhnya Milad Savoy Homan, tiga karung salak yang sudah dikemas dalam goodie bag itu seakan berbisik lirih penuh bahagia.

“Aku menempuh perjalanan panjang bukan demi diriku, tapi demi cinta. Aku hadir karena ada hati yang rela berkorban. Kini, di tanganmu, aku ingin kau rasakan manisnya cinta itu.”

Terima kasih, Ibu Iswanti. Barokallah. Dari Magelang ke Savoy Homan, cinta itu tak hanya menempuh jarak, tapi juga menembus hati. Tiga karung salak cinta ini akan selalu dikenang: karena cinta selalu menemukan jalan. (*)

Bogor, 7 September 2025