HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

MBG dengan Model Dapur Sekolah di SD Negeri Borong Makassar

October 4, 2025 13:14
IMG-20251004-WA0055

Makassar, Hatipena – Sejak pukul 4 dini hari Bu Astuti, Bu Andi Ike dan sekira 20an ibu-ibu sudah berada di SD Negeri Borong. Kamis, 2 Oktober 2025 ini merupakan momen bersejarah bagi mereka dan juga bagi sekolah yang berada di Jalan Borong Raya No 8 Kecamatan Manggala, Kota Makassar itu.

Pasalnya, pada hari ini akan dilakukan uji coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan model dapur sekolah. Artinya, makanan yang akan disediakan kepada 372 murid dimasak sendiri di sekolah oleh orangtua siswa dan ibu-ibu yang sehari-hari berjualan di kantin sekolah.

“Kami ada 15 orang, perwakilan kelas. Kami tinggal mengolah bahan yang sudah disediakan oleh tim. Namun, sempat ada polling yang dibuat untuk menentukan menu apa yang akan disajikan,” papar Bu Astuti.

Program MBG dengan model dapur sekolah ini memungkinkan menunya di-request. Apalagi proses masaknya dikerjakan sendiri secara bergotong royong.

Peralatan dapur yang digunakan juga dipinjamkan oleh orangtua siswa. Mereka memasak di kantin sekolah yang berdekatan dengan Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong. Area sekitar sini memang terdapat sumber air dengan sanitasi baik.

“Teman-teman masak menggunakan 5 kompor. Kompor seribu mata. Masak pakai gas elpiji 3 kg,” kata Bu Anti, yang sehari-hari berjualan di kantin sekolah.

Semangat kolaborasi mewarnai pelaksanaan uji coba MBG dengan model dapur sekolah ini. Guru-guru juga sibuk.
Bu Putri, S.Pd, guru kelas 5B, mengaku berada di sekolah hingga pukul 23.00 wita. Karena menunggu pasokan ayam tiba.

Malam itu, ibu-ibu sudah membuat sebagian bumbunya. Omprengnya juga dibersihkan sebelum makanan disajikan.

Icha, murid kelas 6, bercerita kalau ompreng itu dibungkus dengan kardus berlapis-lapis. Dia berbagi pengalamannya membuka paket ompreng dalam bentuk unboxing melalui status WhatsApp. Menu yang disajikan dalam uji coba ini terdiri dari nasi, ayam krispi, sup brenebon, dan tahu balado. Anak-anak diberikan pula jeruk dan segelas susu.

Pelaksanaan MBG berbasis dapur sekolah ini terlihat dilakukan dengan persiapan yang panjang, dimulai dari survei oleh tim Mahardhika Paripurna Media (MPM), lalu pertemuan koordinasi sebelum pelaksanaan di hari “H”.

Adi Wibowo, Manajer Program MPM menjelaskan sebelum diadakan uji coba, mereka terlebih dahulu melakukan survei di 8 kota mencakup 21 sekolah. MPM merupakan konsultan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk program MBG.

Sejauh ini, kata dia, uji coba baru dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Uji coba pertama di SD Negeri 01 Menteng, Jakarta Pusat, kemudian di SD Negeri Ngupasan, Yogyakarta, kemudian di SD Negeri Borong, Makassar.

“Kita ingin mencari solusi atas program MBG. Dari dua yang sudah jalan, alhamdulillah lancar. Somoga di Makassar juga begitu,” terang Adi Wibowo.

M Amin Syam, S.Pd, Gr, Kepala UPT SPF SD Negeri Borong mengawal pelaksanaan uji coba MBG dengan model dapur sekolah ini sejak awal. Ia ingin memastikan semua tahapan berjalan sesuai rencana.

“Ketika tim datang untuk survei, saya langsung mengiyakan. Sebab saya yakin orangtua dan guru-guru akan berpartisipasi menyukseskan program ini,” tandas M Amin Syam.

Pukul 09.30 wita ompreng yang berisi menu MBG sudah diatur rapi di atas panggung.

Bu Rosmiaty, S.Pd.I memandu anak-anak melakukan simulasi. Mereka diarahkan untuk mengantre, lalu naik ke panggung mengambil jatah ompreng kemudian turun. Ada yang langsung kembali ke kelasnya, tetapi ada pula yang diarahkan untuk duduk lesehan di halaman sekolah beralaskan terpal dan karpet.

Makan di bawah rimbun ketapang kencana dalam suasana kebersamaan menjadi poin tersendiri dari kegiatan ini.

Ibnu, murid kelas 1B, merupakan anak pertama di SD Negeri Borong yang mengambil ompreng MBG-nya. Wajah anak-anak terlihat semringah. Fatih, murid kelas 3A, mengaku senang dapat jatah MBG. Sebab tadi ke selolah dia tidak sarapan karena telat bangun.

Anak-anak mengaku makanannya enak. Sayurnya gurih, hangat dan segar. Beberapa anak tampak berkeringat sehabis menyantap menu MBG. Setelah itu anak-anak mengantre untuk mendapat segelas susu. Gelas dan mug sebagai wadahnya mereka sediakan sendiri.

Hadir dalam uji coba MBG dengan konsep dapur sekolah, antara lain Ketua Komite SD Kompleks Borong, Drs H Marzuki, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Borong, mantan Kepala Sekolah SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, yang sekarang menjadi pengurus PGRI Sulawesi Selatan, dan pegiat Sekolah Ramah Anak, Rusdin Tompo.

Hadir pula Kepala Sekolah SD Inpres Borong, Bu Barliang, S.Pd, pengawas SD Kecamatan Manggala, Bu Esther Bittikaka, Kepala Seksi Manajemen Sekolah Dinas Pendidikan Kota Makassar, dan dari Puskesmas Batua.

“Anak-anak makan dengan nikmat karena ibu-ibunya memasaknya dengan penuh cinta,” seloroh Bu Barliang. (*)