HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Penyair Lasman Simanjuntak : Sajakku Menulis Indonesia Makin Gelap

October 4, 2025 14:40
IMG-20251004-WA0072

Peluncuran buku antologi puisi Republik Puitik

Jakarta, Hatipena – Penyair Pulo Lasman Simanjuntak -menjadi pembaca puisi keempat-dalam parade baca puisi pada peluncuran (launching) dan diskusi sastra buku antologi puisi bersama Republik Puitik dan Manifesto Jabodetabek dalam acara sastra Penyair Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka.

Diselenggarakan oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) dengan Ketua Octavianus Masheka berlangsung di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Minggu siang (28/9/2025).

Pada kesempatan tersebut Penyair Pulo Lasman Simanjuntak-yang juga dikenal sebagai pewarta- membacakan puisi karya sendiri berjudul Sajakku Menulis Indonesia Kamin Gelap ditulis di Jakarta Rabu 19 Februari 2025.Puisi ini dimuat pada halaman 115 dan biodata pada halaman 208 di buku antologi puisi bersama Republik Puitik.

Ikut hadir para penyair dan sastrawan besar Indonesia seperti Sutardji Calzoum Bachri, Puang Aspar Paturusi dan istri, Isbedi Setiawan Z.S., Jose Rizal Manua, Taufik Rahzen, Saut Poltak Tambunan, Ewith Bahar, Kurnia Effendi, Halimah Munawir Anwar, Linda Djalil, Imam Maarif, Nanang Ribut Supriyatin, Shobier Poer, Yahya Andi Saputra, Guntoro Sulung II, Giyanto Subagio.

Kemudian Swary Utami Dewi, Emi Suy, Nunung Noor El Niel, Nurhayati, Nuyang Jaimee, Rissa Churria, Wawan Hamzah Arfan, Heryus Saputro, Adri Darmadji Woko, Mustari Irawan, Budi Setywan, Alex R Nainggolan, dan masih banyak lagi penyair maupun sastrawan yang hadir.

“Puisi yang saya bacakan Sajakku Menulis Indonesia Makin Gelap adalah potret keterlibatan saya langsung sebagai pelaku dari isi puisi itu sendiri dan pewarta yang langsung membidik situasi Indonesia akhir-akhir ini yang nyaris menjurus kepada revolusi sosial ,” katanya .

Buku antologi puisi 80 +penyair membaca 80 tahun Indonesia merdeka dengan inisiator M.Octavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) editor Penyair Nanang Ribut Supriyatin, penulis A.Slamet Widodo dkk serta cover & atak oleh Wahyu Bray Iskandar.Diisi pula dengan prolog oleh Penyair Isbedy Stiawan ZS dan epilog oleh Penyair Sofyan RH Zaid.

Buku sastra setebal 216 halaman ini diterbitkan oleh penerbit Taresia (Gerbang Literasi Nusantara) bekerjasama dengan Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), PDS.HB.Jassin, serta Dispusip Provinsi DKI Jakarta.ORCBN : 62-159-2749-664, cetakan pertama September 2025 216 halaman, 14×20 cm.

SAJAKKU MENULIS INDONESIA MAKIN GELAP

sajakku menulis
indonesia makin gelap
di depan cermin rakyat
turun ke jalan
bawa bendera hitam
di tangan kanan
akar kepahitan
dilukis dalam hujan

lantaran kenaikan harga
pangan
kelangkaan gas buatan
phk serabutan
jutaan orang
kehilangan pekerjaan
anak-anak tak lagi duduk tenang
di bangku pendidikan

kelaparan mulai disampaikan
lewat nyanyian
anak-anak jalanan

anak-anak sekolahan
dijanjikan makan siang
bergizi tinggi
sehat dan gratis

meluncur dari mulut awan
jadi keracunan massal
dibayar tanpa uang
dilunasi dengan utang negara

sajakku menulis
indonesia makin gelap
dijual lautan
digadaikan langit buatan

proyek mercusuar kembar
disuntik api koruptor
mata duitan
seribu tujuh ratus triliunan
dengan hukuman cambuk liar
denda paling ringan

mau dibawa kemana
bila negaraku terpecah belah-
tanpa airmata
menyemburkan darah
di tanah belum merdeka ?

seratus hari hanya bisa didaki matahari
dengan caci maki
berulangkali
pasti terjadi

cuci darahmu indonesiaku
dengan roh rendah hati
untuk raih satu kata
kemenangan abadi

sampai pada akhirnya
perlahan tanpa ada ketahanan
republik ini akan mati
ditelan mulut bumi
sakit hati (*)

Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025

Biodata :
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Ratusan karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 50 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.Sejak tahun 1980 s/d 2025 karta puisinya telah dimuat di 23 media cetak (koran harian, suratkabar mingguan, dan majalah ), serta dipublish (tayang) kurang lebih di 300 media online (website) dan majalah digital.
Karya puisinya juga telah dipublikasikan sampai ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India.Sering diundang membaca puisi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Radio Republik Indonesia (RRI), Cafe Sastra Balai Pustaka, dan sejumlah tempat komunitas sastra di wilayah Jabodetabek.
Karya puisinya berjudul “Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua” dan “Meditasi Batu” telah diciptakan menjadi tembang puitik musik klasik oleh Komponis & Pianis Ananda Sukarlan.Puisi “Meditasi Batu” telah diperdanakan lewat tembang puitik Komponis Ananda Sukarlan melalui Zoe Hong Yee Huay, Mezzo Soprano dari Malaysia di Royal Conservatoire of Scotland (RCS) Universitas Glasgow di Skotlandia, Inggris pada bln Maret 2025 lalu.
Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan-Indonesia
Kontak : 08561827332 (WA)
Medsos :
Facebook : Bro
Instagram : Lasman Simanjuntak
Tik Tok : Lasman Simanjuntak
Youtube : Lasman TV
(*)

Kontributor : Flora Kolondam