HATIPENA.COM – Drama perang tarif antara AS dan China memasuki babak baru. Setelah Trump memicu gejolak global dengan menaikkan terif resiprokal, segera Trump menunda pemberlakuannya. Namun tidak untuk China.
AS menaikkan tarif dengan total menjadi 54 persen pada barang China dan dibalas China menerapkan tarif 84 persen pada barang AS. Lalu, AS merespons dengan menaikkan tarif menjadi 125 persen, yang kemudian dikoreksi menjadi 145 persen pada 9 April 2025. Dua hari setelahnya, China menaikkan tarif pada semua impor AS menjadi 125 persen, yang berlaku efektif per 12 April 2025.
Eskalasi perang tarif impor antara AS dan China menciptakan ketidakpastian di pasar global dan dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap ekonomi dunia. Dengan kedua negara menunjukkan keteguhan dalam posisi mereka, kemungkinan untuk mencapai kesepakatan damai terlihat semakin tipis. Jika situasi ini terus berlanjut tanpa resolusi, dampaknya dapat dirasakan dalam bentuk perlambatan ekonomi global dan peningkatan harga barang bagi konsumen di seluruh dunia.
Sebagian pengamat menyatakan bahwa kebijakan tarif baru adalah salah satu guncangan terbesar yang mempengaruhi ekonomi AS dalam beberapa dekade. Bahkan sebagian khawatir bahwa sistem moneter global terancam runtuh dengan perang tarif ini.
Apa yang mungkin terjadi di babak selanjutnya? Di manakah posisi Indonesia dalam perang dagang ini?
Obrolan Hatipena #163:
Narasumber: Hendrajit (Global Future Institute)
Kamis, 17 April 2025
19:00-21.00 WIB
Link Zoom:
https://s.id/hatipena163
atau
https://us02web.zoom.us/j/85445508604?pwd=VpqXmG2AdVF0gcfSXfO942IbaR1QcA.1
Meeting ID: 854 4550 8604
Passcode: pena#163