Puisi Muliaty Mastura Yusuf
Sahabat sejatimu telah pulang menghadap Sang Khalik
Sahabat yang bersamamu membangun persaudaraan, ide, cita-cita dan mimpi, selama kurun waktu enam puluh tahun
Bukan waktu sedikit
Kebersamaan menyulam suka dan duka, badai, ombak, angin dan gelombang kritik pedih mengiris sukma
Kabar kepergiannya saat engkau berada di London
Tak butuh waktu diskusi panjang
untuk memutuskan segera ke Jakarta
Engkau menjumpai dan mendoakannya, khusu’ , sebelum jenazah dimasukkan dalam peti
Sebagai seorang sahabat sejati
Engkau betah menunggu di bandara dua jam
hal tak biasa engkau lakukan
Sebagai negarawan,
Engkau amat tenang, menanti kedatangan sahabat tokoh pers Indonesia, Haji Mohamad Alwi Hamu
Kesetiaanmu sebagai sahabat menunjukkan pribadi tulus merakyat
Engkau datang bersama istri di rumah duka P.Tendean.
Melewati jejeran papan duka belasungkawa, juga dari Presiden Prabowo Subianto
Begitu sahabat sejatimu diturunkan dari ambulance, luapan air mata tumpah menahan kesedihan mendalam
Ribuan pelayat yang setia menunggu, memberikan penghormatan terakhir atas jasa baik sahabatmu
Di Masjid Al-Markaz Al-islami, engkau melepas sahabat baikmu itu
Melepas ke tempat peristirahatan sementara
Di Pate’ne sahabat yang telah menjadi bagian dari keluarga engkau menyaksikan rangkaian demi rangkaian
Tenang dan damai menghiasi suasana
Gerimis kecil menandai air kehidupan di alam barzah
sambil berucap Surga tempat indah menanti
Dihiasi pohon rindang, harum bunga kesturi, air segar mengalir tiada henti
Kehidupan bahagia nan abadi merangkul jiwa-jiwa yang tenang
Semoga damai di sisiNya.
Somba Opu, Sulsel, Selasa, 21 Januari 2025