Oka Swastika Mahendra
Penyair
Takdir datang
Terjadi saja
Tanpa perlu ditanya
Mengalir saja
Ada terjadi
Bagai sungai
Terus meluncur
Tanpa henti
Setiap gelombang
Naik pasang
Turun pahit
Namun niat
Kita peluk
Sepenuh hati
Amorfati
Kita mencintai
Segala terjadi
Sakit, tawa, air mata
Hidup kita itu puisi
Bukan hanya
Sekadar menerima
Namun selalu
Tetap rayakan
Meski kadang
Kegelapan datang
Biarkan saja
Lama kelamaan
Membentuk terang
Kesulitan sengsara
Adalah guru
Hasil jaya
Tak terduga
Ksatria amorfati
Mengasah keberanian
Tiap terantuk
Dalam langkah
Tanpa penyesalan
Menolak “aduh”
Apalagi “melenguh”
Tetapa saja
Berkata “ya”
Pada segala
Suka duka
Dari derita
Tumbuh kuat
Menjadi pohon
Berdiri kokoh
Di tengah badai
Setiap kesulitan
Adalah pijakan
Batu loncatan
Akhirnya menjadi
Lebih bijak
Teguh kukuh
Nyala hidup
Amorfati
Bukan hanya
Rela menerima
Namun mencintai
Setiap hembusan
Angin penguji
Hidup ini
Mendaur ulang
Seperti roda
Kembali waktu
Apa terjadi
Kujalani kini
Akan kembali
Kelak datang
Mencintai takdir
Cara terbaik
Menikmati hidup
Jalani hari
Tanpa takut
Terus berlanjut
Amorfati
Pelajaran bakti
Mengisi hidup
Penuh makna
Menghargai ada
Setiap detik
Bahkan tercekik
Sulit sekalipun
Tak ada
Masa lalu
Harus ditangisi
Tak ada
Masa depan
Perlu dikhawatirkan
Amorfati
Pelajaran berdamai
Dengan segala
Keadaan ketidakpastian
Menerima diri
Menerima dunia
Karena inilah
Hidup pasti
Telah tertulis
Untuk dijalani
Kita hidup
Di sini
Sekarang ini
Momen ini
Mencintai takdir
Sepenuh jiwa
Semua tak ada
Menggerutu menyalahkan
Hanya belajar
Dari kesederhanaan
Menikmati keadaan
Setiap langkah
Bahkan sekalipun
Dalam kebingungan.
Amorfati
Ajaran cinta
Menerima saja
Hati berkata
Aku terima
Aku rayakan
Aku hidup di dalamnya
Jangan mencari
Ribuan alasan
Untuk menyesal
Hidup ini
Hanya perjalanan
Bukan tujuan
Amorfati
Kunci kebebasan
Mencintai hidup
Dalam macam
Segala bentuknya
Tanpa syarat
Tanpa ragu
Tanpa sesal
Jogjakarta 1 April 2025
Catatan: Amorfati adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang berarti “mencintai takdirmu” atau “mencintai nasibmu.” Konsep ini terkait erat dengan filosofi Stoikisme, yang menekankan penerimaan terhadap segala yang terjadi dalam hidup, baik yang positif maupun yang negatif, tanpa penyesalan atau rasa marah.
