Puisi Mitha Pisano
Lihatlah aku, sang raja penguasa dunia,
Berjalan tegap di atas mahkota fana,
Dengan lidah yang tajam berbumbu dengan puja,
Mengangkat diri, menjatuhkan yang lainnya.
Kata-kataku tinggi bagaikan menara,
Menggapai langit tanpa rasa rendah,
Menghitung prestasi seperti bintang,
Tetapi kita lupa, semua itu hanyalah pinjaman.
Aku berkata, “Lihat apa yang kupunya!”
Namun lupa bahwa tanah pun bisa menelan kita,
Aku sombongkan kekuatan di dada,
Tetapi aku lupa, bahwa hujan kecil bisa melumpuhkannya.
Dalam cermin, aku melihat bayangan besar,
Namun terlihat kabur bila kuamati lebih dalam,
Ternyata kesombongan adalah sebush tirai,
Menutupi jiwa yang kosong, penuh angan-angan.
Aku tertawa melihat yang sederhana,
Merasa lebih,bahkan merasa berkuasa,
Akan tetapi waktu tak pernah berdusta,
Ia mengikis habis keangkuhan tanpa cela.
Pada akhirnya, aku pasti akan jatuh,
Seperti menara tinggi yang begitu rapuh,
Dan ketika debu tebal menutupi diriku,
Baru kutahu, aku hanya bayang semu.
Oh, kesombongan yang menipu jiwa,
Uang menutupi hatiku dari makna sejati,
Kini kusadar, rendah hati adalah sinar,
Yang menerangi jalan menuju keharmonisan. (*)
Bukittinggi Agam, Januari 252025
