Oleh : Rastono Sumardi
Kau adalah malam yang tak pernah gelap,
Yang menerangi setiap langkahku,
Kau adalah angin yang tak pernah berhenti berhembus,
Menyentuh jiwaku, menyelimuti hatiku.
Kau pergi seperti bintang yang melintas,
Meninggalkan langit yang sepi,
Namun, cinta kita—oh, itu seperti matahari yang tak pernah tenggelam,
Meski kau jauh, aku merasakan hangatmu di sini,
Menghangatkan tubuh yang kini kekosongan.
Kau bilang padaku, “Mamah, aku lelah,
Tapi aku masih ada di sini, di dalam hatimu.”
Kata-katamu seperti ombak yang menggulung di pantai,
Membawa segala kenangan kita yang tak akan pudar.
Namun, malam itu—ketika tubuhmu mulai melawan,
Aku merasa seperti dunia ini runtuh,
Di hadapanku, kau terbaring,
Hanya tubuh yang lemah,
Namun, jiwamu tetap mengalir dalam darahku,
Menyatu dengan setiap detak jantungku.
Kau meninggalkan aku di antara doa-doa yang tak henti,
Dengan air mata yang tak pernah kering,
Tapi cintamu, oh cintamu—itu lebih besar dari langit,
Lebih dalam dari samudra,
Lebih kuat dari badai yang meruntuhkan segalanya.
Kau pergi, Arif,
Namun tak ada kata perpisahan dalam hatiku.
Kau tetap ada di sini—di setiap nafas,
Di setiap tetes air mataku,
Di setiap doa yang terucap dalam sepi.
Aku akan bangkit, meski dunia terasa kosong tanpa dirimu,
Karena cintamu adalah cahaya yang menuntunku,
Kekuatan yang mengikatku dalam langkah-langkah hidup,
Seperti akar yang tumbuh kuat meski diterpa badai.
Dan setiap malam, aku berdoa,
Untuk kekuatan yang takkan pernah pudar,
Untuk keteguhan hati yang tak akan pernah goyah,
Karena aku tahu, cintamu akan terus menyala,
Lebih terang dari api yang tak pernah padam. (*)