roso titi Sarkoro
cium itu hela napas yang mawar
denyut tepi bibir merenda doa
menyepuh jiwa tanpa menyentuh
mengisi ruang kosong hadir tak kasat mata
cium bukan sentuhan bibir semata
melainkan getar udara rindu
nyala lilin yang terpilin angin
tiap tetes leleh mencair bening
kuseru angin agar membawa rinduku
pada rentang jarak pelukan kekasih
karena aku dan dia adalah udara dan angin
mengalir tiap hela napas getar doa
cium bagiku sebuah perjalanan
dua hati yang terpikat dunia
menuju jiwa yang bebas mencintai
tanpa takut kehilangan
cium sejati hanyalah ketika melebur
sublem menjelma udara
berbekal doa-doa wangi mawar
berkendara angin menuju pelukan rindu
Januari 2025