anto narasoma
1.
kelopak warna
yang Kau sajikan lewat
sekuntum cinta ;
menggetarkan dadaku
karena itu tak pernah
Kau katakan, meski kerinduan itu tersusun
dalam kelopak cinta
yang tumbuh secara perlahan di tanah tempat kita berpijak
maka setegar itulah
ketika kerinduanmu
kau tidurkan meski begitu membakar sepanas api
2.
o meski diam dalam sunyi; aku mendengar desah kerinduan yang bergejolak lembut dengan nada-nada cinta
di matamu
kapan kau ungkap
lewat sekuntum kata
setelah harummu
kucium berkali-kali
dalam kamar mimpimu
masih kukenang
ketika kehadiranmu
di tanah kelahiranku,
begitu sendiri membawa
sekeranjang cinta
tapi bunga itu tumbuh
dalam diam ; tanpa seucap diksi yang tulus dari mulutmu
3.
dalam sejumlah cerita,
kisah yang kau hadirkan
tatkala jejak-jejakmu tiba
di kotaku, begitu membara antara api kehilangan panas-Nya
sebab hanya rindu
yang tak kau sertakan
deklamasi cinta
maka penantian panjang
yang tumbuh sebagai
bunga-bunga rindu,
hanya getir dan lelah
menantikan ucapan
deklamasi cintaku
Palembang, 22 Maret 2024