Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Di Mana Keadilan?

January 26, 2025 08:12
IMG_20250126_080818

Oleh Gunawan Trihantoro
(Sekretaris Komunitas Puisi Esai Jateng)


Ketika hujan duka turun di tanah yang lelah,
Sudirman dan Hadi melangkah dengan kaki gontai,
Tangan terbelenggu oleh rantai keadilan buta,
Mata dunia memandang, tapi hati membisu.

Ibu Sudirman telah pergi,
Ayah Hadi takkan kembali,
Mereka berdiri di ambang perpisahan,
Di kubur cinta, di tengah ironi bangsa.

Mengapa borgol itu harus berbicara,
Ketika mereka hanya ingin menangis?
Mengapa langkah mereka dipaksakan hina,
Ketika langit tahu mereka telah terpuruk?

Negeri ini, di mana engkau bersembunyi?
Di balik gemerlap istana?
Di bawah meja perundingan penuh dusta?
Atau tenggelam dalam pusaran janji kosong?

Keadilan kini bertopeng angkuh,
Menyimpan rahasia di balik jubah kekuasaan,
Melindungi yang berkepentingan,
Dan menutup telinga dari jerit rakyat kecil.

Oh, tangan yang menulis hukum di atas pasir,
Mengapa kau hapus saat ombak kesedihan datang?
Bukankah nuranimu masih hidup?
Atau telah mati tercekik laba dan kuasa?

Sudirman dan Hadi hanyalah simbol,
Dari jutaan jiwa yang dipatahkan,
Dari ribuan mimpi yang dihancurkan,
Oleh penegak keadilan yang buta arah.

Bangkitlah, wahai keadilan yang sesungguhnya,
Kembalilah pada rel yang lurus,
Jangan biarkan nama sucimu ternoda,
Oleh tangan-tangan yang menabur luka.

Biarkan tangis mereka menjadi doa,
Biarkan borgol itu mencair jadi air mata,
Agar dunia tahu,
Bahwa keadilan bukanlah hiasan.

Keadilan harus hidup,
Untuk mereka yang lemah,
Untuk mereka yang papa,
Agar bangsa ini tetap bernyawa.

Rumah Kayu Cepu, 25 Januari 2025