Puisi Yuni Tabriz
Kumandang adzan menggema
Membuatku lirih membisikan kata
Aku rindu padamu
Seuntai doa lalu kusematkan
Di antara sujud dan dzikirku dan sejenak kutatap langit yang berbintang
Namun tak ada lagi bayangmu di sana
Hampa terasa…
Semua terpejam kala pandangan berbenturan dengan kekosongan waktu yang tak menemukan wujudmu
Di manakah engkau…
Adakah malaikat menyampaikan salamku wahai penghuni barzah?
Tak kuasa lagi kumenahan rasa
Ingin kuledakkan semua keluar dari dadaku
Kuteriakan lantang sampai menembus pintu pintu langit
Aku masih merindukanmu
Meski air mata tak mengiringi lagi semua duka
Namun tak bisa kubohongi hati yang semakin piluu….
Aku merindukanmu (*)
Jakarta, 17 Juli 2025