anto narasoma
kembali kau tiba
memercik rasa haus yang membawa aku
ke jutaan kemiskinan
di kolong jembatan dan tempat pembuangan harga diri
begitu banjir air matamu
ketika tiba di pagi penuh doa, yang berjajar dalam kalimat kebencian atas ribuan hati yang korup
dari percikan air matamu ke dalam ingatan, hanya pertamina yang mengepakkan sayap
ke kubangan sampah kemiskinan bagi sembilan perampok cairan pertalite
o, kini kau datang lagi
setelah kau cuci daya ingat yang ikhlas itu nenghitung-hitung jumlah kekayaan BLBI dalam catatan perampokan di dalam saku celana tukang parkir
sebab,
rangking catatan para perampok berbaju jabatan itu hatinya berlumpur tebal
maka,
sebusuk cerita itulah
pada akhirnya,
hujan pagi ini mencuci hatiku untuk menatap
bangkai-bangkai busuk
yang menggelapkan cahaya negeriku paling padat korupsi ini (*)
Palembang, 8 Maret 2025