anto narasoma
kabar sedih itu pun tiba
di antara percikan hujan senja hari
lalu bayanganku pun pudar ke dalam derasnya air mata
yang mengucap-ucap kepergianmu ke kamar terakhir
: lalu kau tutup pintu
usiamu yang
tersimpan
di dalam kenangan
masa silam
memang,
lama kau hilang kabar
setelah suaramu ditelan masa lalu. sebab radio transistor dua band
yang ditinggal zamannya, sudah terpisah dari frekuensinya sendiri
maka gendang telingaku pun lupa memberi tempo ke dalam syair ceritamu hingga kepingan piringan
hitam pun lupa mencatat popularitas namamu
lalu,
kucari-cari isyarat langkahmu lewat sepenggal lagu angin november
tapi semua hilang,
semuanya pudar setelah maut memburu gula darahmu yang terpisah dari instrumen terakhir
di dalam senandung nada lagu angin malam
Palembang, 28 Januari 2025