anto narasoma
satu hari nanti
jejak kita diam,
tak mampu meniti jarak karena tiap takaran waktu akan terperangkap
pada terminal akhir
tapi lembaran puisi akan terus berteriak lewat
makna cinta yang kau baca pada malam terakhir
sebab,
kata-kata yang
kuucap ke dalam diksi itu
berbaris panjang pada tiap lembar antologi yang kucetak lewat masa sebelum dompetku berakhir
maka,
tak ada keabadian
bagi tiap langkah
yang membuka dada kita di udara
atas segala usia
yang berjalan dalam uraian angka-angka kehidupan pun,
akan berserak diam
di dalam kompleks yang sunyi dari kata-kata
lalu,
apa yang kita catat
lewat jarak setelah jejak kita menjadi sepotong bangkai? (*)
29 Mei 2025