Oleh : anto narasoma
ibu,
ketika hujan memercik ke hatiku, cuaca pun basah. pajar menyongsong mendung
setelah kau lewati hari-hari yang begitu buruk dalam detak detik di jantungku
setelah cerita kau kisahkan dalam jarak,
ayah berserah diri ke dalam ajal ; maka kaulah ayah yang basah hujan
di matamu
ibu,
makhluk semulia apa yang kucatat ketika anak-anakmu tidur dalam perut yang hampa dari sepotong roti?
maka,
dari teriknya matahari
dan lembabnya curahan air mata, kau banting dirimu ke dalam harapan
agar kelaparan di hari-hari berlalu tak berkunjung lagi pada kali kedua
ibu,
begitu remuknya masa-masa paling sulit, ketika nasib kita terkulai dalam mimpi panjang
di kolong rumah tetangga
Palembang
23 Desember 2024