Puisi Muliaty Mastura Yusuf
Di bawah kolong langit
Aku tidur beralas karton bekas
Angin berhembus menembus tubuhku yang lelah dan lusuh
Entah, sudah berapa bulan bajuku tak berganti
Malam menusuk tubuhku
Seperti kucing liar yang terjebak dalam kegelapan
Yang tak tahu di mana bumi dipijak
Malam semakin kelam dan pijakan bumi masih terasa berat
Pagi cerah secerah hatiku yang lapang
Menatap langit biru dari balik kolong langit
Banyak merah putih berkibar indah
Aku masih menggantung asa
Hiruk pikuk kendaraan menghalau keyakinanku
Mungkinkah aku bisa punya kendaraan, seperti mobil-mobil mewah yang mondar-mandir di sekitarku
Dan keraguanku membuncah akan masa depanku
Aku berdiri tegap di bawah naungan bendera merah putih
Sejalan dengan keteguhan ku menatap Indonesia
Pilu hatiku….
Aku baru sadar, bangsaku nyaris tua
Dan aku masih di bawah kolong langit tak berdinding
Usia delapan puluh tahun ini,
Keriput tangan dan wajahku
Tak layak tuk dipandang
Sebagaimana memandang potret bangsaku yang kian rapuh
Aku menggantung asa kemerdekaan
Di bawah kolong langit
Yang tak seorang pun peduli tentang bagaimana aku dapat menyambung hidup
Aku bertanya, kepada siapa kemerdekaan ini dipersembahkan?
Apakah kemerdekaan ini milik pribadi atau segolongan umat
Aku menggantung asa kemerdekaan
Dalam kebebasan diriku, meraih mimpi yang tak pernah padam. (*)
Somba Opu, Sulsel, Selasa, 12 Agustus 2025