Puisi Mitha Pisano
Rintik hujan jatuh perlahan
Menghidupkan kenangan indah di pelupuk ingatan.
Aku berdiri di bawah langit kelabu
Ditemani bayangmu yang tak pernah pergi jauh.
Dulu, di sini kita pernah bersama
Bercerita tanpa jeda tertawa tanpa batas rasa.
Hujan menjadi saksi bisu
Kala tanganmu menggenggam tanganku begitu hangat.
Hijabku yang basah oleh percikan air
Namun hatiku penuh dengan hangatnya cinta yang tak berakhir
Kau dan aku, dua jiwa yang terpaut
Dalam simfoni hujan yang kala itu terasa abadi.
Kini hujan datang lagi
Namun tak ada lagi kau di sisi.
Aku berdiri sendirian di tempat ini
Mencari sisa-sisa bayangmu yang tertinggal di hati.
Hujan membawa rindu yang begitu menyiksa
Pada tawa, pada tatapan penuh makna
Aku tetap menjaga kenangan itu
Meski waktu memisahkan kita jauh.
Setiap tetesnya membisikkan nada
Lagu rindu yang tak pernah reda.
Seakan hujan paham akan duka
Tentang cinta yang kini terpisah jarak.
Malam tiba aku memandang jauh ke sana
Membiarkan angin membawa resah yang berlabuh
Namun di hati ini kau tetap ada
Menjadi bintang di gelapnya alam semesta.
Hujan ini akan selalu mengingatkanku,
Bahwa cinta kita
Pernah begitu indah, pernah begitu bermakna.
Kita terpisah oleh keadaan yang tak bisa ditolak
Namun hati tetap erat berpaut kuat.
Jarak mungkin membentang di antara kita
Tapi cinta ini tak akan pernah hilang selamanya.
Banuhampu, Agam, 6 Januari 2025