Puisi Amelia Fitriani
Lima menit dari keheningan
Terjadi kemacetan panjang
Masa lalu, masa kini, dan masa depan
Berbenturan di sepanjang pikiran
Harap batin tak semerah amarah
Kosongkan kenangan penelikungan
Dari pelukan gamang sang pujaan
Biarkan ia seberangi garis penyesalan
Di jalan raya kesetiaan
Di pangkuan sunyi dan ranjang beraroma mimpi
Cinta dan dendam bermuka-muka
Lima menit dari sekarang
Kemacetan sepanjang kenangan tak terhindarkan
Ambil jalan alternatif menuju lapang kalbu
Harap tak membuka jendela
tempias gerimis menyesap dalam pelukan
Berhenti di garis batas sakit menahun
Pondok Cabe-Depok, PP
*) Menjelang makan siang, izinkan saya berbagi puisi, sebuah bentuk apresiasiku untuk Mas Mahwi Air Tawar.