Ilustrasi : AI/ anto narasoma
Puisi anto narasoma
lapuk dan patah
lalu kanvas dan pigura itu pun tumbang di atas kegelisahan yang menjerit dalam diam
maka,
wajah wanita
yang sejak puluhan tahun lalu didekap warna kusam itupun kerap main mata dalam pandangan sepihak
lalu ia pun mengutarakan hasrat
di atas sehelai catatan
tanpa kata-kata
aku tertegun sendiri
di dinding kamar,
setelah suasana lukisan kehilangan dirimu yang kucinta sejak matahari terbit dua tahun lalu
lukisan itu pun mulai membaca situasi
ketika sajak-sajakku
meninggalkan metapora
di antara gambar
yang bercerai dari kanvas tanpa cat minyak
seperti unsur warna
dan ketegasan gambarmu, membayang ke dalam tidurku
lalu dinding kamar
yang diam mendekap tubuhmu, menjadi klimaks ketika lukisan itu tumbang di atas pertanyaan tanpa jawaban (*)
Palembang, 13 Februari 2025