Arsiya Oganara
Allah menciptakan manusi pertama dari tanah liat kering dan lumpur hitam berasal dari penjuru bumi yang diberi bentuk sempurna.
Allah menyalakan roh tiada materi ke dalamnya, maka tunduklah dan bersujudlah pada-Nya.
Manusia berasal dari cairan putih yang memancar dan ditumpahkan, berproses menuju segumpal darah.
Lantas, menjadi segumpal daging dan tulang belulang, kembali dibungkus dengan daging, jadilah dia makhluk berbentuk lain.
Namun, manusia tetap ingkar tanpa perduli asal usul kejadian dari tanah dan percikan air, seakan mampu melakukan segala tanpa jeda.
Dirimu bertanya, mengapa manusia bukan berasal dari cahaya laksana malaikat serta api menyerupai iblis atau unsur logam.
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Nyata, manusia diciptakan dari sari pati tanah, unsur sama dengan tubuh nan lemah, sakit, kotor, dan akhirnya membusuk.
Hai manusia, dunia ini fana, maka menyungkur dan bersujud ke tanah tempat awal kejadian.
Janganlah tergelincir bagaikan iblis pendurhaka dan sombong pada asal penciptaan api yang membakar.
Kami tawarkan amanah tuk langit, bumi dan gunung-gunung, semuanya enggan memikulnya, sungguh manusia sangat zalim dan sangat bodoh mempunyai warisan itu.
Namun, manusia dengan keserakahan dan ketamakan menghalalkan segala cara meraih mimpi tanpa henti.
Tiada yang dapat menahan kerakusannya sampai tanah membungkam mulut, tak satupun ikut serta.
Menakjubkan, manusia makhluk paling mulia dengan kesempurnaan akal, hati, juga fitrah kesucian, semua ada dibalik kesombongan serta keangkuhan.
Manusia mahir memprediksi gejolak dan amarah hawa nafsu menjangkau derajat mulia dari semua makhluk.
Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. (*)
Bandar Lampung Sabtu, 23 November 2024