Muslimin Lamongan
mengapa lara mendera tak lekas sirna
bagaimana jadinya esok atau lusa
apa hakikinya segala hal peristiwa
siapa hamba selalu alpa mengada
kapan berbenah ulur waktu entahlah
dimana akhirnya labirin hampa muara
mencari-Mu terbelit gaduh jumawa
selalu menghindar diri perkasa
merasa sanggup menggenggam dunia
dibuang ke kawah hangus tak bersisa
abadi hanya fantasi ilusi
sampai ajal di kerongkongan rasa sesal
tiada guna, mencari-Mu sia-sia
akhir yang luka tak terkira (*)
Lamongan, 28 Maret 2025