Puisi Anies Septivirawan
Ketika malam melumat senja
Dalam termangu
Aku menonton drama
Di layar langit semesta
Yang menyuguhkan kisah
Lakon serakah tak mau salah
Katanya, ia adalah yang benar
Di balik tabir
Ia adalah yang jujur
Di balik tabir
Tabir itu sebentar lagi
Akan terkoyak – koyak
Tabir itu akan dihantam badai berwajah kekhawatiran
Katanya, ia adalah yang perkasa
Ia juga dihinggapi syahwat politik
Luar biasa
Katanya, ia mampu menjinakkan
Siapa saja, apa saja
Katanya, ia pun bisa menjinakkan
Ganasnya isi alam, kicau burung diredam
Membendung metabolisme alam
Membungkam suara tuhan,
Ia tidak segan
Atas nama daulat syahwat
Ia sendiri adalah kebenaran
Namun pada setiap saat ia kerap
Disinggahi rasa takut
Takut kepada rasa lapar,
Takut kepada kemiskinan
Takut kepada kematian
Maka muncullah adegan perkelahian, peperangan berujung pembunuhan
kelaparan,
kemiskinan dan
Kematian itu adalah tamu mencemaskan
Di rumah kita yang bernama badan (*)
Situbondo, 10 Dzulhijjah 1446 H