HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

O Banjir, Tuhanku

October 14, 2025 21:00
IMG-20251014-WA0068

Anto Narasoma

tanpa kabar,
kau tiba pagi ini
aku pun tenggelam
ke dalam badai kegelisahan
yang membanjiri perasaan

pintu air yang biasa berbahasa santun,
tiba-tiba melemparkan lawang timur yang berantakan

o, aku seperti sebongkah batu,
yang tenggelam
ke dalam catatan peristiwa

tak ada tutur kata
ketika banjir bagai tentara israel
yang menenggelamkan kesedihan anak-anak
dan orang tua
di sudut penderitaan panjang

lalu,
ribuan kubik airmata
membanjiri hatiku
tatkala badai
dan tendangan air datang ke celah-celah ketakutan warga kabupaten lebong

enam kecamatan
pada akhirnya tumbang
ke dalam ribuan kubik air
setelah banjir memberondong dengan kedalaman cuaca

maka rumah, perabotan, dan harta benda,
harus tergolek di bawah banjir yang tak berperasaan

haruskah kami
menjadi gelandangan
yang basah air mata
di enam kecamatan kabuten lebong bengkulu, Tuhanku?

Palembang,
5 Juli 2024

AIir Mata Tsunami Aceh

seperti kemarin,
aceh dan tsunami
berkejaran dalam kenangan

memori yang patah
di atas kejadian itu pun
menitikkan air mata
setelah jeritan orang-orang itu kabur
ke alam kubur

seperti keprihatinan,
air bah bagai badai
yang membentur ketakutan warga

sebab,
gempa pada 9,3 magnitudo itu mengguncang dadaku
di bawah samudera hindia yang melemparkan
kemarahan-Mu

tiba-tiba,
gelombang setinggi ketakutan warga, membawa ukuran kemarahan yang melanda berbagai kehancuran

tiada ampun,
ribuan malaikat
mengusung air bah
setinggi kematian
yang mencabut kisah pilu
dari potongan masalah
atas tsunami-Mu, Tuhanku

hanya masjid rahmatullah lampuuk,
mengucurkan kepedihan
di antara genangan
air mata tsunami pada desember 2004 (*)

Palembang, 29 Juni 2024