Akmal Nasery Basral
Requiem untuk L.A.
PAGAR api menari-nari di layar gawai dan televisi, memanggang kota di pojok lain bumi. Angin meradang, mencincang arogansi politisi yang terus saling hunus diksi, merebus hati nurani
Air lenyap dalam perangkap udara pengap. Puing menggeriap dalam cengkeraman gelap. Mengapa neraka tercipta di kota malaikat penuh gemerlap?
Pagar api menolak menjawab dalam tarian mereka yang kian menggila. Barisan ombak di bibir pantai Malibu dan Santa Monica menangis putus asa. “Masih belum mampu jugakah manusia memetik makna tentang menara harta yang fana?”
14.01.25