Nia Samsihono | Penulis
Ketua Satupena DKI Jakarta
KAMI bukan lagi pemuda bersarung di asrama
yang mengibarkan bambu runcing di subuh buta
tapi darah kami masih mendidih oleh sumpah
yang diucap 28 Oktober: satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa
Kini tanah air itu berwujud layar di genggaman
bangsa itu berbicara dalam tagar dan kabar
dan bahasa persatuan diuji di tengah hiruk-pikuk
yang kadang lupa pada makna
Kepercayaan itu purna
Indonesia bukan sekadar nama di paspor
melainkan denyut yang sama sudah
menolak menyerah pada apapun yang memecah
Kami adalah pemuda di ujung zaman
menyulam masa depan dari serpihan harapan
agar merah putih tak hanya berkibar di tiang
tapi juga terus menyala di hati setiap orang (*)
Jakarta, 15 Oktober 2025