Puisi Muslimin Lamongan
ini malam deras hujan menyintasi rembulan
bintang memeluknya gigil keresahan
rembulan mengerang tangis penyesalan
sampaikah doa-doa ampunan dari petualang durjana?
sedang luka yang disandang sesama enggan menulusi
entahlah, berkali sang durjana lampah wicara
tanpa berpikir, apakah sesal didengar
angin barat daya lalu membisik ya sudahlah,
manusiawi mengalah bakal melimpah
setidaknya pengakuan ini dihimpun bulir embun pagi
hingga mentari menyesap menyerbuki kembang kemangi
melalap seluruh bau pesing lisan basi
menyimaki fenomena alam bijak bestari
sering diabai merasa diri ahli meresapi
padahal ketika mata tertutup, semesta hilang
tak berarti
Lamongan, 18 Januari 2025