anto narasoma
tubuhmu pun lelah
setelah mengulur perpanjangan kisah
yang retak di pengujung usia tanpa percikan air
lalu kau terbujur
di hamparan tanah kering
tanpa sekata pun
catatan di dalam sajak yang kehilangan metapora
di antara malam
pada tanah retak, tubuhmu terbujur
bagai perahu tua kehilangan jalan pulang
entah,
apalagi yang harus kau
gerakkan setelah tubuhmu direncah-rencah waktu
dalam ketidakberdayaan
disekap kekeringan tanah, sepotong tubuhmu hanya diam
dan hilang ke dalam sunyi
adakah bahasa sunyimu
yang diam dalam dimensi
kedangkalan tanah itu
menjadi mati setelah tergores garis-garis
yang retak seribu?
Palembang, 26 Maret 2024