Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Pisang Goreng Hangat Penuh Canda

February 11, 2025 08:22
IMG-20250211-WA0078

Ilustrasi : Meta AI/ Ririe Aiko
Penulis : Ririe Aiko

Dulu, di meja ruang tamu yang sempit,
ibu menyajikan sepiring pisang goreng hangat.
Aroma manisnya menguar, memanggil tawa,
mengundang tangan-tangan kecil berebut dalam canda.

Adik kakak tak kenal kata kalah,
yang cepat menang, yang lambat tertawa pasrah.
Tak ada dendam, hanya bahagia yang renyah,
seperti gigitan pertama pada pisang goreng ibu.

Tak ada hitung-hitungan, tak ada sekat,
hanya gelak yang pecah di ruang sempit,
mengisi rumah dengan nyanyian bahagia.

Dulu, kakak bukan sekadar nama,
adik bukan sekadar panggilan.
Kita adalah tangan yang saling menggenggam,
mata yang saling memahami,
hati yang tumbuh dalam hangatnya dapur ibu.

Namun waktu melipat kenangan seperti lembaran buku tua,
kita tumbuh, menjelma nama tanpa makna.
Kakak bukan lagi pelindung,
adik bukan lagi teman bermain.

Kini pertemuan hanya basa-basi,
senyum kaku, percakapan kosong tanpa hati.
Saling melempar tanggung jawab,
Seolah orang tua bukan milik bersama.
Memperdebatkan hak, melempar tanggung jawab
Berebut harta dalam luka.

Adik kakak tak lagi dewasa dalam dekapan ibu,
Terpisah dalam keluarga baru
Yang hidup tanpa mau saling tahu.