Oleh Muslimin Lamongan
deras hujan, secangkir kopi, sepiring ubi,
dan senyum manismu berseri
masihkah dunia bertubi ingin
sedang asmara kasih erat makin
hidup memang butuh materi
bisa dicari meski melara diri
romansa jangan pernah dikebiri
hujan mekar kembang sepatu
merah menyala cinta berpadu
tanpa titik waktu
hujan merinai senja itu
mendung pekat menghantar larut
kamu tahu aku kadang kalut
Tuhan mencipta kita
dengan bahagia, bisikmu
mengapa kita carut-marut
berduka?
hujan usai
langit bertabur cantik wajahmu.
Lamongan, 7 Desember 2024