Juwaini Cak Ju
hai, Prabowo
aku Wiji Thukul
aku ada di depanmu
kau mengenal aku kan
aku yang 26 tahun lalu
dihilangkan
diculik
bersama beberapa teman-teman dan kawan-kawan lainnya
aku kehilangan isteri dan anak-anak
kerabat, teman,
sahabat, kawan, keluarga
seperti kawan-kawanku yang lain
yang ditembak militerisme dan dihilangkan paksa,
tak lagi melihat lekuk senyum
dan canda gurau orang tuanya,
kakek dan neneknya,
adik dan saudaranya
hai, Prabowo
aku Wiji Thukul
masih ingatkah kau
siapa aku.?
aku yang pada usia mudaku
tahun-tahun 1997-1998, disibuki perjuangan
untuk bangsa ini
menjadi beradab dan manusiawi; ikut menggulingkan rezim otoritarianisme,
fasisme dan amat militeristik
hai, Prabowo
aku Wiji Thukul
aku-lah yang menjadi buron
karena menolak menjadi orang lain
karena ingin menjadi diri sendiri karena tidak mau cita-citaku diseragami
dengan sistem penindas
aku dikejar-kejar oleh Tim Mawar
yang dipimpin mu
kau telah tercatat: terduga pelaku pembunuh!
hai, Prabowo
aku Wiji Thukul
aku ada di depanmu
bercermin-lah terus
dengan keculasanmu
tetapi hari ini
aku kembali memburumu
seperti kutukan.!
aku tetap menjadi peluru
di mana-mana selalu bertanya,
meneriakimu,
di dalam seni lukis, musik, patung,
teatrikal, mural,
orasi dan bentangan sepanduk,
ya, di mana-mana aku selalu bertanya: DI MANA JASAD KU KAU BUANG.?
katakanlah.!
segera..!
atau, peluru ku
segera menyiapkan
barisan pemberontakan
akan menurunkan mu dengan paksa..!
26 Januari, 2025.
.
.