anto narasoma
kutatap aromamu
setelah hidungku membangun kehadiranmu yang harum penuh aroma bunga
kau datang lagi, Kekasih?
pertanyaanku begitu ramah merangkul getaran hati setelah kau pergi setahun lalu
miliaran doa berkumandang setelah kau tiba di depan pintu kehidupan
sebab dari doa-doa
dan senandung nada yang kulantunkan,
kerinduanku pun mengusung jasad
dan jiwa ini ke lorong-lorong masjid
sebelum jejakmu melangkah ke pelataran hatiku, ribuan kening ini menyentuh kaki-Mu dalam sujud tarawih
ramadan ya ramadhan
meski tak sepotong kata yang terucap, tapi lantunan seruling itu melagukan kecantikan hasratmu
ajari aku menatap diriku sendiri, karena budi baik dan jiwa-jiwa kesucian akan tampil setelah kita bercumbu sebulan penuh (*)
Palembang, 27 Februari 2025