anto narasoma
langkahmu terhenti
ketika kata-kata tak mampu mengucap syair
sebab dari rangkaian kalimat yang tak mampu menyampaikan arti, makna dirimu raib di balik ajal
maka di dalam sajak inilah makammu mendoakan agar puisi kemarin menjadi plang nisanmu yang kudus beraroma bunga
lalu puluhan tahun sebelum kata-kata puisimu takluk ke dalam taklik ajalmu, maka bongkahan otakmu pun membacakan sajak tanpa air mata
maka bukalah ikatan syair penghabisan di antara sejumlah diksi terakhir. sebab namamu menjelma menjadi sajak kenangan (*)
Palembang, 10 Mei 2024