Muslimin Lamongan
secangkir kopi tak sempat menyampaikan rindu hati jiwanya
pada gerimis dan angin tenggara senja ini
hingga dingin melucuti hangat kepulnya
tak mengapa karena cinta bukan kedua bola matanya
tak menyesal karena hakikinya tak ada perpisahan
jarak dan waktu semakin mengerat penjalinan
gamang mengambang membulat lingkaran rumpunan
marga berhimpun meruntuhkan persengketaan
secangkir kopi adalah bahasa keakraban
tak ada kasta meski harga berbeda, ia tetap hitam
meluruh racun-racun strata pengaburan
penikmatnya tersenyum tanda akrab kemanusiaan
saling berbagi silam harapan ke depan
saling menertawai mengharu bijak dalam canda
tak mengadili saling wawas diri
Lamongan, 28 Januari 2025