Muslimin Lamongan
KETIKA hati penjara ilusi duniawi
ketika dunia sibuk berlari
ia memilih diam: menyeduh masa silam
meski pahit selubung hitam
meski tak tercatat lembar pujian
lalu ia mengenang kisah teranyam dalam batik baju lebaran
dan kenangan.kain sarung
cap manggis harum kenanga kembang
dibonceng bapak sepeda onta
ke rumah kakek sowan bermaafan
petuah mengalir bening titis hujan
senja itu: jadilah yang mengerti
bukan sekadar pintar jiwa mati
secangkir kopi menghangati mandi mentari
pada daun beringin pot tua gerabah
ia belajar berani
ia menyimak prosesi
ia paham arti berbagi
maka tiap pagi ia menyapa daun-daun
yang hijau mengejar matahari
yang luruh kering amsal dirinya
tak pernah mengeluh
tak pernah mengaduh (*)
Lamongan, 19 Juni 2025