Muslimin Lamongan
wahai pesona tanpa riasan wajah
kebaya jarit adibusana rekah suasana
senyummu menembus lubuk nadirku
rona wajahmu halus alami lembut tuturmu
bersandingmu di dangau damai jiwaku
menguning padi hamparan insan berisi
semakin tunduk rendah hati
bukan puja di tubuh
namun nurani yang suluh
mengundagi bebrayan sahaja bijak bestari
wahai pesona tamsilan induk prenjak
pelindung setia keluarga
penekun sarang dingin terik tak menerpa
kusuka caramu menyembuh luka hati
diri resah bagaimana nanti
segalanya pasrah Yang Abadi
seperti bumi tak lelah memberi
seperti matahari tak jenuh menghangati
dingin sangsi langkah meniti (*)
Lamongan, 15 Mei 2025