Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Kepala Yohanes dalam Sebuah Talam

February 7, 2025 15:52
IMG-20250207-WA0018

Ilustrasi : AI/ Hatipena
Penulis : Tonnio Irnawan

HATIPENA.COM – “Kepala Yohanes Pembaptis,” jawab Herodias kepada putrinya. Segera putrinya menuju Raja Herodes lalu berkata, ”Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam.”

Permintaan anaknya tentu mengagetkan Raja Herodes. Ia sangat sedih karena ia tahu Yohanes adalah orang benar dan suci meski Yohanes pernah melarang Herodes mengambil Herodias sebagai istrinya. “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu,” Yohanes mengingatkan Herodes.

Herodias tidak senang dengan teguran Yohanes Pembaptis hingga pada suatu saat ketika Raja Herodes membuat pesta di istana. Putrinya tampil sebagai penari. Raja senang hatinya menyaksikan tarian itu, maka ia berkata,” Apa saja yang kau minta akan kuberikan kepadamu, sekali pun ini setengah dari kerajaanku.” Anak itu pergi kepada ibunya. “Ibu, apa yang harus kuminta?”

Karena sumpahnya, Herodes tidak menolak permintaan anaknya yang sebenarnya adalah permintaan Herodias.

Injil yang dibacakan hari ini Jumat (7/1/2025), isinya mengenai kisah di atas. Ada tiga tokoh. Pertama : Yohanes Pembaptis yang berani bersuara kritis menyampaikan kebenaran sekali pun kepada seorang raja.

Kedua : adalah Herodias, istri raja yang ternyata sakit hati dan dendam kepada Yohanes yang berani memberi teguran. Dan yang ketiga adalah Raja Herodes yang ternyata tidak kuasa menolak permintaan istri yang disampaikan melalui putrinya.

Meski peristiwa tragis ini terjadi kurang lebih 2.000 tahun lalu, terus terulang kembali meski ceritanya berbeda namun intinya sama. (*)

Berkat Dalem