Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Ramadan : Momentum Meraih Ampunan Allah

March 21, 2025 09:49
IMG-20250321-WA0001

Oleh: Drs. Hi. Makmur, M.Ag
Kepala Kemenag Kota Bandarlampung

HATIPENA.COM – Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda: “Bulan Ramadan adalah bulan di mana Allah SWT mewajibkan kepadamu untuk berpuasa dan aku menganjurkan untuk sholat pada malam harinya. Barang siapa yang puasa dan sholat pada malam harinya dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan ridho Allah, maka akan dihapus dosa-dosanya, seperti ia terlahir kembali dari perut ibunya.” Hadis ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadan, yang memberikan keberkahan bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan iman dan harapan akan ridho Allah. Sebesar apapun dosa yang dipikul manusia, dengan puasa yang ikhlas, Allah berkenan memberikan ampunan-Nya.

Menurut Imam Al-Ghazali, dosa manusia terbagi menjadi tiga kategori: Pertama, dosa karena meninggalkan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, seperti sholat, puasa, dan zakat. Kedua, dosa karena melanggar larangan Allah, seperti berjudi, minum-minuman keras, korupsi, mencuri, berzina, berdusta, dan berbagai kemaksiatan lainnya. Ketiga, dosa yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dosa adalah perbuatan yang melanggar ketentuan Allah SWT. Dosa bisa dilakukan oleh manusia karena mengikuti hawa nafsu yang dipengaruhi oleh setan atau karena ketidaktahuan bahwa perbuatan tersebut salah. Kita sering mendengar ada dosa yang disengaja dan tidak disengaja; dosa tidak disengaja biasanya dilakukan karena ketidaktahuan.

Dalam sejarah, orang pertama yang melakukan dosa adalah Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. Allah melarang keduanya untuk tidak memakan buah khuldi. Namun, tergoda oleh rayuan setan, mereka melanggar larangan tersebut dan diusir dari surga untuk menempati bumi ini. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran: “Kami berfirman: ‘Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. 2:38).

Dari sejarah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap manusia akan digoda oleh setan. Setan dengan bala tentaranya akan terus menerus berusaha menjerumuskan manusia ke dalam kehinaan. Dalam Al-Quran surat Al-A’raf dijelaskan: “Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus.’” (QS 7:16-17). Ayat ini menegaskan bahwa setan akan mendekati manusia dalam berbagai bentuk yang disukai manusia; jika manusia menyukai kekayaan, setan akan mengganggu melalui harta sehingga mereka terjebak dalam kesibukan mencari harta tanpa mengenal halal atau haram. Jika manusia suka dengan jabatan, setan akan mengganggu melalui keinginannya itu, sehingga banyak yang terjebak dalam menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan tersebut, dsb.

Banyak manusia yang tergelincir dalam kehidupannya akibat gangguan setan ini. Mereka meninggalkan ajaran agama seperti sholat dan puasa sementara perilaku maksiat semakin meningkat. Bagi orang beriman yang selalu menggunakan akal dan hati nuraninya dalam bertindak, pasti menyadari bahwa hidup ini tidak kekal; saat meninggalkan dunia ini, mereka harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya.

Allah Maha Pengasih dan selalu membuka pintu ampunan bagi mereka yang ingin mendapatkan balasan surga. Dalam beberapa ayat Allah menjelaskan bahwa Dia akan mengampuni orang yang memohon ampun kepada-Nya: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa: 110).

Oleh karena itu, di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk bertobat kepada Allah SWT dengan menyesali dan meninggalkan perbuatan maksiat serta bertekad untuk tidak mengulanginya. Mari kita isi bulan Ramadhan dengan kegiatan positif seperti mengaji Al-Quran, memperbanyak sedekah, silaturrahmi, bekerja dengan baik, dan melakukan amal baik lainnya. Kegiatan-kegiatan baik ini juga akan turut menghapuskan dosa-dosa kita.

Dengan melaksanakan pertobatan di bulan Ramadhan ini serta menjalankan amaliah Ramadhan dengan ikhlas, kita harus yakin bahwa ampunan dari Allah SWT akan dapat kita raih. Jika kita meraih ampunan-Nya, maka pintu surga pun terbuka lebar untuk kita masuki: “Barang siapa puasa di bulan Ramadan dengan iman dan penuh pengharapan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari-Muslim). (*)

Wallahu’alam.