Ilustrasi : Artificial Intelligence
Penulis : Pulo Lasman Simanjuntak
Renungan Kristen
HATIPENA.COM – Sakit hati ketika difitnah memerlukan upaya extra untuk bisa mendoakan yang memfitnah kita dengan semena-mena.
Kita harus paham betul apa yang dimaksud oleh Amsal 19 : 17 ” Siapa yang menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.”
Orang yang fitnah kita adalah masuk orang lemah. Jadi ketika kita sabar dan berdiam, itu artinya kita mengasihi dia.
Mengasihi bukan berarti menyukai. Tetapi kasih itu sabar, tidak bertindak apa apa sebaliknya kita serahkan saja kepada Allah yang adalah Hakim yang adil.
Dia segera bertindak memberikan kepada kita hati yang tenang dan damai, sebab kita sudah melakukan hal yang benar.
Seperti yang tertulis dalam buku Yesaya 32 : 17 yaitu dimana ada kebenaran disitu ada damai sejahtera dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya.
Si pemfitnah jadi gregetan, ia kesal tidak dapat sambutan.
Apalagi ia melihat kita tenang. Ia benci sebab hatinya penuh roh jahat.
Roh itu tidak berhasil memancing kita untuk marah.
Jadi pelajari Kitab Suci itu ayat per ayat. Bandingkan satu dengan yang lain, minta hikmat dan pengertian seperti yang tertulis di buku 2 Timotius 2 : 7. Jadi itulah sebenarnya
tugas pertama kita.
Yohanes 7:17
“Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
Adalah tugas pertama dan tertinggi setiap makhluk rasional untuk mempelajari apa itu kebenaran dari Kitab Suci.
Dan, kemudian berjalan dalam terang dan mendorong orang lain untuk mengikuti teladan ini.
Kita harus mempelajari Alkitab dengan tekun setiap hari, menimbang setiap pemikiran dan membandingkan ayat Alkitab dengan ayat Alkitab.
Dengan bantuan ilahi, kita harus membentuk pendapat kita sendiri sebagaimana kita harus menjawab pertanyaan kita sendiri di hadapan Tuhan.
Kebenaran yang paling jelas diungkapkan dalam Alkitab telah diliputi keraguan dan kegelapan oleh para sarjana terpelajar, yang, dengan kepura-puraan kebijaksanaan yang besar, mengajarkan bahwa Kitab Suci memiliki makna mistis, rahasia, spiritual yang tidak terlihat dalam bahasa yang digunakan.
Mereka adalah guru-guru palsu. Kepada golongan seperti itulah Yesus menyatakan: “Kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.” (Markus 12:24.)
Bahasa Alkitab harus dijelaskan sesuai dengan maknanya yang jelas, kecuali jika simbol atau kiasan digunakan.
Kristus telah memberikan janji: “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Nya.” (Yohanes 7:17.)
Jika orang mau menerima Alkitab sebagaimana adanya, jika tidak ada guru-guru palsu yang menyesatkan dan membingungkan pikiran mereka, suatu pekerjaan akan terlaksana yang akan membuat para malaikat gembira dan yang akan membawa ribuan orang yang sekarang tersesat dalam kesalahan ke dalam kawanan Kristus.
Kita harus mengerahkan semua kekuatan pikiran dalam mempelajari Kitab Suci dan harus menugaskan pemahaman untuk memahami, sejauh yang dapat dilakukan manusia, hal-hal yang dalam tentang Allah.
Namun, kita tidak boleh lupa bahwa kepatuhan dan penurutan seorang anak adalah roh sejati seorang pelajar.
Kesulitan-kesulitan Alkitab tidak akan pernah dapat diatasi denga metode-metode yang sama yang digunakan dalam bergulat dengan masalah-masalah filosofis.
Kita hendaknya tidak terlibat dalam mempelajari Alkitab dengan mengandalkan diri sendiri seperti yang dilakukan banyak orang dalam bidang sain.
Tetapi dengan ketergantungan yang sungguh-sungguh kepada Allah dan keinginan yang tulus untuk mempelajari kehendak-Nya.
Kita harus datang dengan roh yang rendah hati dan mau diajar untuk memperoleh pengetahuan dari Aku adalah yang agung.
Jika tidak, para malaikat jahat akan begitu membutakan pikiran kita dan mengeraskan hati kita sehingga kita tidak akan terkesan oleh kebenaran.
Banyak bagian Kitab Suci yang oleh para sarjana dinyatakan sebagai misteri, atau dianggap tidak penting.
Penuh dengan penghiburan dan pengajaran bagi mereka yang telah diajar di sekolah Kristus.—Ellen G White dalamThe Great Controversy, 598, 599. HB 46.2 – HB 46.5
Berdoalah untuk bisa mengerti Kitab Suci lebih baik dari hari ke hari.
Selamat berdoa
Salam sehat
Tuhan berkati. (*)