Putu wijaya
Pelangi Setelah Badai
Esai Dan Puisi Esai
24 August 2025
Galeri Lukisan di Padel District: Dari Soeharto ke Messi
Esai Dan Puisi Esai
24 August 2025
Menemani Hingga Ujung Sidang
Esai Dan Puisi Esai
24 August 2025
Dan Uang Menjadi Berhala Baru
Esai Dan Puisi Esai
24 August 2025
Apakah Indonesia Membutuhkan Dokter Revolusioner?
Artikel/Opini
24 August 2025
Pelestarian Kain Tradisional Indonesia yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Artikel/Opini
24 August 2025
Bola
Cerpen Putu Wijaya AKU merayakan kemenangan Spanyol dengan membeli sebuah bola. Dengan bangga kuserahkan bola itu kepada anak-anak yang suka main bola merecoki jalanan sambil…
Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata
Cerpen Putu Wijaya AKU menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam kemudian aku belum berhasil memilih. Tak ada yang mantap. Penjaga…
Amnesti
Cerpen Putu Wijaya DI ZAMAN baheula, ada seorang bromocorah yang divonis hukuman mati. Ulahnya membunuh, menjarah, menyiksa, sangat biadab. Seluruh warga mengutuk dan berdoa supaya…
